KADO TERINDAH UNTUK ABINAYA PART 3_ (Ending)
Oleh : Nisa Maisaroh
Namun, rasa itu salah.
Tepat di bulan Agustus, sang ibunda pergi tanpa berpamitan kepada mereka. Ia
hanya meninggalkan sebuah surat yang ia tulis sebagai ucapan perpisahan kepada
kedua anaknya.
ibundanya berpesan
bahwa mereka harus ikut tinggal bersama ayahnya. Mereka pun terkejut bukan
main. Lagi-lagi, kebahagiaan yang mereka rasa harus hilang kembali. Kehilangan
kasih sayang sang ibu bukan hal yang mudah di terima bagi mereka. Namun, sang
ayah tidak ingin membuat anak-anaknya kehilangan semangat lagi. Ia dengan gigih
merawat dan mendidiknya dengan baik, seperti didikan yang mereka dapatkan dari
sang ibu.
Tak terasa tiga tahun
sudah sang ibu meninggalkan mereka tanpa sebab. Semakin hari kedua anaknya
semakin tumbuh dewasa. Dan tak terasa, sang kakak akan segera melaksanakan
pesta pernikahannya. Hingga pada akhirnya, dengan kesungguhan hati sang kakak
berusaha mencari keberadaan ibunya sebelum acara pernikahan itu dilaksanakan.
Dan lagi-lagi allah memberi jalan untuk mereka, sang ibu akhirnya bisa di ketahui
keberadaanya.
Tepat di hari H, ibunda
datang dengan penampilan yang sangat cantik. Ia menyaksikan anak pertamanya
menikah. Saat acara usai, sang ibu pun berpamitan kembali pada mereka. Namun
apadaya, sekeras apa pun mereka memohon pada ibunya untuk tetap bersama, sang
ibu tetap bersikeras untuk pergi. Dan mereka pun tak bisa berbuat apa-apa,
dengan berat hati mereka merelakan kepergian sang ibu.
Lagi-lagi, saat
kebahagiaan datang. Allah menguji kembali keluarga mereka. Abinaya jatuh sakit
dan harus di larikan ke sebuah rumah sakit. Dokter memponis bahwa ia menderita
miningitis sudah sejak lama. Namun sakit yang Abi alami, tidak pernah ia
rasakan. Bahkan saat penyakit itu kambuh, ia tahan tanpa seorang pun tau. Namun, semakin hari
kondisi Abi semakin memburuk. Sakit yang ia rasa di bagian kepala membuat ia
seringkali kehilangan kendali, dan ia harus berkali-kali keluar masuk rumah
sakit.
Waktu terus bergulir,
penyakit yang ia derita pun semakin menggerogoti tubuhnya. Hingga pada
akhirnya, tiga bulan sudah ia terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.
Tubuhnya kurus, daya ingatnya pun sudah tidak seperti dulu, bahkan yang lebih
parah, kaki kirinya menekuk dan tak bisa ia gerakan sama sekali.
Ia terus memeluk erat
tangan kedua orang tuanya. Air mata orang tuanya sudah tak bisa terbedung lagi.
“Ayah, ibu.. maafkan
Abi jika selama ini selalu merepotkan kalian berdua. Kehangatan yang kalian
berikan beberapa bulan ini adalah suatu hal yang selalu ingin Abi rasakan.”
Sambil mempersatukan tangan ibu dan ayahnya.
Mendengar kalimat
tersebut, ayah dan ibunya seperti merasa terhantam hatinya. Keduanya saling
memandangi satu sama lain. Dengan hati yang luka, ibunya berusaha tersenyum
menguatkan sang buah hati.
“Kenapa bicara seperti
itu Nak?? kamu tidak pernah merepotkan kami berdua, kami sebagai orangtua memang
sepatutnya demikian. Yang terpenting, sekarang anak ayah dan ibu cepat sembuh
yah biar kita bisa bersama kembali, dan jangan pikirkan hal-hal yang bukan-bukan
sayang. Kami berdua sayang Abi.” Ucap ibunya.
“Iya bu, Abi juga
sayang kalian semua. Terimakasih untuk semuanya, ini adalah kado terindah untuk abi, kenapa?? karena Abi bisa merasakan hangatnya keluarga kita kembali, meskipun itu hanya sesaat. Tapi maaf, Abi tidak bisa ikut ayah dan ibu.” Ucapnya dengan
senyuman.
“Maksud kamu apak Nak,
kenapa berbicara demikian?? Abi pasti pulang bersama kami.” Ucap ayahnya,
sambil terbata-bata.
“tidak apa-apa yah, Abi
hanya ingin ikut kakek saja. Kakek sudah ada di depan pintu dan sedang
tersenyum padaku. Ayah, ibu, kakak, jangan sedih yah iklaskan Abi untuk pergi ikut kakek” Ucap Abi. Ia tersenyum, dengan pelukan hangat keluarga kecilnya.
Mereka semua sudah tak
bisa berkata apa-apa. Air mata sudah tak bisa terbendung lagi hingga membasahi tubuh Abi.
Dan tidak lama
setelah itu, Abinaya pun akhirnya memejamkan mata dengan tenang pergi menemani
sang kakek di surgaNya.
Tamat......
kasian ortuny psti nyesell..
BalasHapusMeninggal...
BalasHapussediiih
BalasHapusLooh sad ending 😟
BalasHapus