Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 12

Gambar
  Tiga jam sudah Ambar menahan rasa kesalnya kepada Rikwan. Namun kerena Ambar tak ingin permasalahan ini berkelanjutan sampai berlarut-larut maka Ambar pun memaafkan Rikwan dan mengaktifkan kembali handphonenya. Banyak pesan masuk yang berasal dari Rikwan, dan ternyatas sms masuk tersebut lebih dari 20 sms. Ambar pun membalasnya. Tidak lama setelah sms Ambar masuk, Rikwan menelpon Ambar kembali dan meminta maaf. "Kring....kring...kring.." "Assalamualaikum bar. Maaf sebelumnya jika tadi aku bersikap kasar padamu. Sebetulnya aku tidak bermaksud demikian, aku pikir pernyataanku kepada teman-teman tidak akan membutmu marah." Ucap Rikwan to the point kepada Ambar. "Iya wan, aku sudah maafin kamu. Aku tak ingin bahas permasalahan ini lagi wan. Yang pasti aku harap kamu tidak pernah mengulangi itu kembali." Jawab Ambar mencoba menahan kekesalannya. "Iya bar, aku ikut kata mu saja. Begini saja, untuk menunujukan permohonan maaf dariku

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 11

Gambar
  Waktu demi waktu mereka lalui. Namun di tengah-tengah jalan kedekatan mereka, Rikwan mengingkari janjinya untuk tidak mempublish kedekatan mereka kepada sahabat-sahabat termasuk teman-teman sekolahnya mereka. Satu persatu teman-teman Ambar menanyakan akan hubungan Ambar dengan Rikwan. Tidak hanya teman-temannya saja yang bertanya-tanya begitu pun dengan sahabat-sahabatnya. Namun karena Ambar risih ia pun mengelak akan kedekatannya dengan Rikwan. Ambar memang tidak berkata jujur, namun itu semua ia gunakan karena ia tak mau persahabatan mereka hancur hanya karena masalah cinta saja. Karena Rikwan telah mengingkari janjinya untuk tidak mempublish status mereka Ambar pun menghubungi Rikwan untuk mengklasifikasi hal tersebut. "Kring...kring....kring..." telpon Rikwan berbunyi. "Iya halo Ambar, ko tumben sekali kamu sudah telpon aku lagi, kan kemarin kita baru saja bertemu. Kamu sudah kangen lagi yah denganku??" ucap Rikwan sembari cengegesan. "Kamu t

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 10

Gambar
Setelah percakapan yang terjadi antara Rikwan dan Ambar satu bulan yang lalu, Ambar menjadi lost kontak dengannya. Entah mengapa, tidak seperti biasanya Rikwan seperti ini.  Tiba-tiba..... "Kring....kring... kring..." Nada dering telpon Ambar berbunyi, dan telpon masuk itu dari Rikwan. Tanpa berlama-lama Ambar pun menerima telpon masuk tersebut. "Assalamualaikum. Iya Rikwan ada apa?? tumben sekali baru kali ini kamu menghubungiku lagi, kemarin-kemarin kamu kemana saja wan??." Ucap Ambar. "Walaikumsalam. Tidak bar, aku cuma ingin minta kepastian darimu saja. Sebulan lalu aku sengaja tak menghubungimu karena aku sedang berusaha menerka-nerka jawaban darimu bar. Jadi bagaimana?? aku tidak ingin pernyataanku itu kamu gantung-gantung seperti gantungan kunci bar." Jawab Rikwan dengan keteganggannya. Percakapan yang terjadi di antara keduanya tiba-tiba seketika menjadi hening. Jawaban yang Rikwan berikan seakan menjadi sebuah pertanyaan terbe

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 9

Gambar
Setelah beberapa pekan Ambar dan Rikwan merencanakan suatu pertemuan dengan semua sahabatnya, akhirnya mereka pun bertemu dan saling menceritakan penglaman mereka satu sama lain. Pertemuan kali ini akhirnya membuat hati Ambar kembali berwarna.   Sebenarnya inilah yang di inginkan Ambar selama berpisah dengan mereka semua. Tapi apa daya semua sudah ada yang mengatur. Dimana ada pertemuan di situlah ada perpisahan. Dimana ada cita-cita di situ ada pilihan. Dan inilah pilihan yang harus kita ambil demi masa depan kita kelak. Tidak terasa hari sudah semakin gelap dan kami pun harus mengakhiri pertemuan ini. Hal inilah yang sangat memberatkan hati kami. Dimana esok, rutinitaslah yang menjadi bagian keseharian kami. Dan akhirnya mereka pun berpelukan sudah seperti teletubies dan meninggalkan tempat tersebut. Satu jam kemudian..... "Ping" bbm Ambar berbunyi. Ternyata bbm tersebut lagi-lagi datangnya dari Rikwan. "Iya wan ada apa??" Ucap Ambar. &quo

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 8

Gambar
Enam bulan kemudian.... Tidak terasa enam bulan sudah jarak dan waktu  memisahkan kedekatan mereka. Kesibukan yang menghampiri mereka membuat persahabatan yang terjalin sedikit kurang hangat tak seperti tiga tahun kebelakang. Bahkan untuk saling sapa rasanya sudah bisa di hitung dengan hitungan jari. Setiap kali merencanakan suatu pertemuan tetap saja rencana itu tak berjalan sesuai apa yang di kehendaki dan apa mau di kata, semua memiliki privasi waktu yang mereka masing-masing butuhkan. "Dret..dret..." handphone Ambar berbunyi. Ambar pun membuka lalu membacanya. Dan ternyata pesan masuk itu datang dari Rikwan. Ambar terlihat senang karena satu dari beberapa orang sahabatnya ada yang menghubungi Ambar walaupun hanya lewat sms saja. "Haii Ambar gimana nih kabarnya?? lama kita tak jumpa." Ucap Rikwan. "Haii juga Rikwan. Alhamdulillah baik wan. Iya nih udah lama kita gak ketemu aku kangen kalian." Jawab Ambar." "Ayo kita rencanakan k

Dibalik Sosok Misterius Babi Ngepet Part 7

Gambar
  "Hormat, wahai sang guru saya persembahkan anak ini sebagai ajudanmu." Ucap kakek tersebut. "whahhhaaa...whaaahhaa... Sampai juga kau di tempat ini wahai ajudan ku. Perkenalkan saya adalah guru besar raja babi yang akan menuntunmu agar bisa menjadi kaya."ucap sang guru kepada Badar. "i... i... iyah... guru." Jawab Badar terbata-bata. "Apakah kau sudah yakinkah dengan keputusanmu untuk menjadi pengikut ku ini??" Ucap sang guru. "Iyah guru saya yakin apapun itu, syarat dan ketentuannya akan saya ikuti. Asal guru tahu rasa sakit ini sudah saya tahan sangat lama. Semua menghinakan keadaan saya. Saya ingin balas mereka semua." Ucap badar. "Baiklah jika itu memang sudah keputusanmu. Akan saya kabulkan permintaanmu itu." Ucap sang guru. "Kalo boleh tau tugas saya bagaimana guru?? "ucap Badar dengan wajah yang polos. "Sebelum kau pulang, akan ku mandikan dan ku berikan anting sebagai bukti bahwa kau di t

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 7

Gambar
  Ketika ibu nya sibuk mempersiapkan makan, Ambar pun berlari menghampiri sang ibu dan membantunya menyiapkan makan. "Ibu mana saja yang perlu Ambar bantu??"ucap Ambar kepada ibunya. "Kamu bantu ibu simpan masakan-masakan yang ada di piring tersebut di atas meja makan ya Nak." Jawab ibunya. "Siap komandan 86, laksanakan."Ucap Ambar dengan sedikit gurauannya. "Duh..duh..duh.. anak semata wayang ibu ini, kerjaannya iseng terus nih. Ya kali ibunya ini di sebut komandan kayak mau perang saja."Jawab ibunya menggelengkan kepalanya. "Ihh ibu ini, masa Ambar di sangka isengin ibu sih, ibu kan memang benar komandan Ambar, komandan hati Ambar bu." Ucap Ambar "Ahh sudah terserah apa katamu saja Nak. Ayo jangan ngeles aja kayak bajaj cepat rapihkan meja makannya sebentar lagi ayah pulang." Jawab ibunya. "Iya ibu ku tercinta, inikan sudah beres bu. Kita tinggal menunggu ayah pulang saja. Aku bawa handphone dulu ya bu ke

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 6

Gambar
  Tak lama setelah Ambar dan Tiara saling berpelukan, tiba-tiba Amel, Ilham, Rikwan, dan Ros datang bersamaan dan menghampiri mereka berdua. "Yaelahh buset... ternyata kalian berdua ada di sini. Kita mencari kalian kemana-mana tau." Ucap Ilham. "Iya nih kaliann ngapain sih duduk berduan di sini, pake acara gak ngajak-ngajak lagi." Ucap Rikwan dengan wajah songongnya. "Haduhh berisik deh kalian berdua ini, sudah seperti kaleng rombeng di rumah ku saja ahha. Lihat tuh Amel dan Ros mereka gak rusuh kayak kalian." Ucap Tiara. "Bener tuh ra si Ilham dan si Rikwan ini memang begitu. Dari tadi, kita berdua pusing ra denger ocehan mereka ahaha, jadi sekarang aku dan Ros diam saja biar kamu dan Ambar yang gantiian berdebat dan mendengarkan ocehan mereka." Celetuk Amel. "Biarin suka-suka kita dong. Terus?? masalah buat loe." Ucap Rikwan kepada Amel dan Tiara. "Ahhh sudahlah terserah kalian saja. Aku pusing." Uc

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 5

Gambar
  "Ambar, jika dengan begini kamu merasa nyaman untuk bercerita, maka peluklah dengan erat diriku." Ucap Tiara. Namun Ambar tetap belum mau bercerita. Dia hanya menangis sambil memeluk Tiara dengan sangat erat. Pelukan Ambar membuat Tiara sedih. Karena menurut Tiara, ia tak pernah melihat Ambar  berlaku demikian. "Ambar, kamu kenapa?? aku tak mau melihatmu bersedih. Hapuslah air matamu itu, kamu kuat." Ucap Tiara. "Please Ambar aku mohon sudahi tangismu. Aku tak sanggup melihatmu begitu." Lagi-lagi Tiara menghawatirkan sikap Ambar. "Maafkan aku Tiara, jika sikapku membuatmu khawatir." Jawab Ambar. "Iya bar, aku sudah memafkanmu. Sekarang coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Tiara sambil mengusap air mata Ambar. "Tidak ada apa-apa ra, ini hanya sedikit rasa takut ku saja." Jawab Ambar. "Takut apa bar?? kenapa mesti takut?" ucap Tiara. "Kamu tau kan ra. Beberapa bulan ke depan k

Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 4

Gambar
    Suasana bahagia menyelimuti mereka. Namun, di balik rasa bahagia tersebut tersimpan pula kekhawatiran yang di rasakan Ambar. Bagaimana tidak, beberapa bulan ke depan pertemuan mereka akan di batasi oleh jarak dan waktu. Mereka semua sudah tak kan satu sekolah lagi, mungkin nanti tatap muka yang terjadi pun sudah tak pasti. Tidak menutup kemungkinan mereka akan menemukan teman-teman baru di sekolahnya nanti, begitu pun dengan Ambar.  Visi dan misi kami sudah sedikit berbeda. Perjalanan kami masih terukir kuat di hati. Jika memang seperti ini adanya, apa daya. Setiap pertemuan memang selalu ada perpisahan. Inilah yang di khawatirkan Ambar. Pikiran Ambar sudah tak menentu. Dia duduk termenung sendiri diantara kerumunan kebahagiaan teman-temannya. Kesedihan yang Ambar rasa tak bisa ambar bendung, air mata membasahi pipinya. Inilah Ambar.  Persahabatan, bagi dia adalah sebuah dunia yang indah penuh warna. Namun nanti sedikit demi sedikit, Ambar yakin warna persahabatan it

Dibalik Sosok Misterius Babi Ngepet Part 6

Gambar
  Saat itu badar terkejut dan mencoba mencari sesuatu benda yang bisa ia gunakan untuk menjinakkan ular tersebut. Badar menengok keadaan sekitar barang kali ada sesuatu benda yang bisa di gunakan dan ternyata memang benar, ada sebuah benda yang bisa menjinakkan ular tersebut. Benda itu adalah suling. Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung mengambil dan meniup suling tersebut. Suling tersebut mengeluarkan suara yang sangat merdu sekali hingga ular pun sedikit demi sedikit tertidur. Jangankan ular, manusia pun demikian. Kesempatan Badar untuk melewati ular tersebut semakin besar. Setelah ular  tertidur, Badar langsung berlari kencang dan melanjutkan perjalan tersebut. Tepat di depan pohon rindang yang Badar lewati, ia menemukan petunjuk baru agar bisa sampai ke goa tersebut. Petunjuk ketiga itu mengatakan bahwa,"pada saat perjalanan ke tiga ini, kamu akan menemukan seorang kakek tua tepat di ujung desa sana. Dan dia yang akan mengantarkanmu untuk sampai kesana dengan cepat.

Dibalik Sosok Misterius Babi Ngepet Part 4

Hari sudah gelap gulita, angin malam ini berhembus dengan sangat kencang terdengar bisingnya suara burung hantu. Terliihat Badar pun sudah tertidur sangat pulas. "Teng.. teng.. teng..." Waktu sudah menunjukan pukul 00.00. Tiba-tiba.... terdengar suara aneh. "Badar...... bangunlah, jika kau ingin menjadi seseorang yang kayak marilah ikut bersama ku. Jadilah abdi hidupku. Dan akan ku berikan ke kayaan itu untuk mu." Saat Badar tertidur, ia mendengar suara aneh itu. Awalnya Badar tak menghiraukannya, dia tetap tertidur tanpa rasa khawatir. Namun... suara itu terdengar kembali. "Badar.... ayo kemari bangunlah kamu.... cepat bangun... aku menunggu mu di luar sana." Seketika Badar pun enyah dari tempat tidurnya. Ia terbagun dan berjalan dengan kedaan  tidak sadar serta mata yang masih terpejam seperti mengigo, tetapi bukan. Ia berjalan mengikuti suara tersebut seperti ada seseorang yang mendorongnya untuk berjalan dari belakang.