Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 10

Setelah percakapan yang terjadi antara Rikwan dan Ambar satu bulan yang lalu, Ambar menjadi lost kontak dengannya. Entah mengapa, tidak seperti biasanya Rikwan seperti ini. 

Tiba-tiba.....

"Kring....kring... kring..." Nada dering telpon Ambar berbunyi, dan telpon masuk itu dari Rikwan. Tanpa berlama-lama Ambar pun menerima telpon masuk tersebut.

"Assalamualaikum. Iya Rikwan ada apa?? tumben sekali baru kali ini kamu menghubungiku lagi, kemarin-kemarin kamu kemana saja wan??." Ucap Ambar.

"Walaikumsalam. Tidak bar, aku cuma ingin minta kepastian darimu saja. Sebulan lalu aku sengaja tak menghubungimu karena aku sedang berusaha menerka-nerka jawaban darimu bar. Jadi bagaimana?? aku tidak ingin pernyataanku itu kamu gantung-gantung seperti gantungan kunci bar." Jawab Rikwan dengan keteganggannya.

Percakapan yang terjadi di antara keduanya tiba-tiba seketika menjadi hening. Jawaban yang Rikwan berikan seakan menjadi sebuah pertanyaan terberat yang harus Ambar jawab. Ambar binggung bukan main. 

Di sisi lain Rikwan adalah sahabat terdekatnya sendiri, namun di sisi lain Ambar tak ingin mengecewakan Rikwan. Saat itu Ambar bagai di hidangkan buah simalakama, dimana pembahasan tersebut membuat posisi Ambar serba salah.
Dan saat Ambar sedang berpikir keras untuk mengambil keputusannya, Rikwan pun menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada Ambar.

"Halo... Ambar?? bagaimana?? kenapa kamu malah terdiam." Ucap Rikwan yang terus menerus mempertanyakan apa yang Ambar akan katakan kepadanya.

"Emmm....emmm...." Ucap Ambar dengan penuh kebingunggan.

"Amm...emm..amm...emmm... terus dari tadi kamu ini bar. Apa jangan-jangan kamu masih ingin minta waktu satu bulan lagi untuk bisa menjawab perasaan ini." Jawab Rikwan dengan nada sedikit kesal.

Dan akhirnya Ambar pun memutuskan pilihannya untuk membalas perasaan Rikwan, walaupun sebetulnya hati Ambar masih ragu akan keputusannya tersebut.

"Oke baik wan akan ku putuskan pilihanku ini. Tapi sebelumnya ada yang ingin aku tanyakan padamu wan." Ucap Ambar.

"Apa itu bar, akan ku jawab sebisanya jika itu membuat kamu bisa menerima perasaan ini bar." Jawab Rikwan semangat.

"Bismillah. Apa kamu yakin dengan pertanyaan ini wan?? kita ini sahabatan sudah 3 tahun lebih lamanya wan. Bagaimana dengan perasaan sahabat-sahabat kita yang lain nanti wan?? bagaimana jika persahabatan yang kita bangun ini kandas karena permasalahan ini." Ucap Ambar dengan tegas.

"Sudah ku duga, pasti pertanyaannya seperti ini dan baik akan ku jawab bar. Untuk permasalahan ini kamu tenang saja, tidak ada yang tau perasaan ini selain aku dan kamu bar. Jika di hadapan mereka kita tetap seperti sahabat. Sehingga mereka tidak ada yang mengetahui itu." Jawab Rikwan meyakinkan Ambar.

"Kamu yakin dengan itu??" Ucap Ambar ragu.

"Aku yakin seyakin-yakinnya Bar." Ucap Rikwan.

"Baiklah jika seperti itu, kita jalani saja dulu dan akan ku pegang janjimu." Ucap Ambar dengan sedikit ancamannya.

"Iya bar." Ucap Rikwan dengan rasa bahagia.



~Bersambung~


#Edisi bayar hutang postingan tanggal 26 Mei 2016
#onedayonepost

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...