Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 6

 
Tak lama setelah Ambar dan Tiara saling berpelukan, tiba-tiba Amel, Ilham, Rikwan, dan Ros datang bersamaan dan menghampiri mereka berdua.

"Yaelahh buset... ternyata kalian berdua ada di sini. Kita mencari kalian kemana-mana tau." Ucap Ilham.

"Iya nih kaliann ngapain sih duduk berduan di sini, pake acara gak ngajak-ngajak lagi." Ucap Rikwan dengan wajah songongnya.

"Haduhh berisik deh kalian berdua ini, sudah seperti kaleng rombeng di rumah ku saja ahha. Lihat tuh Amel dan Ros mereka gak rusuh kayak kalian." Ucap Tiara.

"Bener tuh ra si Ilham dan si Rikwan ini memang begitu. Dari tadi, kita berdua pusing ra denger ocehan mereka ahaha, jadi sekarang aku dan Ros diam saja biar kamu dan Ambar yang gantiian berdebat dan mendengarkan ocehan mereka." Celetuk Amel.

"Biarin suka-suka kita dong. Terus?? masalah buat loe." Ucap Rikwan kepada Amel dan Tiara.

"Ahhh sudahlah terserah kalian saja. Aku pusing." Ucap Ros.

"Ohhh iya btw anyway busway ko Ambar seperti orang yang sudah menangis saja, matamu merah. Sebenarnya ada apa denga kalian berdua??" ucap Rikwan dengan sedikit bahasa alaynya.

"Aku wakili Ambar untuk bicara ya." Ucap Tiara.

"Yasudah tak apa, cepat ceritakan." Ucap Ilham.

"Jadi begini, sebenarnya Ambar itu sedang galau guys. Sebentar lagi kita kan sudah tak satu sekolahh lagi, otomatis waktu luang yang kita punya untuk bertemu atau bahkan bertegur sapa pun mungkin akan berkurang, visi dan misi kita sudah berbeda, jarak dan waktu akan menyulitkan kita bertemu. Ambar pikir, dengan begitu persahabatan kita lambat laun akan pudar. Begitu." Ucap Tiara menceritakannya.

"Ya ampun Ambar, tenang saja kita semua akan tetap satu. Jarak dan waktu bukanlah penghalang kita untuk bisa bertemu. Kita pasti akan selalu bersama apa pun itu. Benarkan teman-teman??" ucap Ros meyakinkan Ambar.

"Iya benar.." Ucap mereka semua bersamaan.

"Aku sayang banget sama kalian. Kalian adalah pelangi indah yang hadir saat ku sedang hilang arah. Semerbak matahari pagi yang menghangatkan hati. Kalian sudah ku anggap seperti saudara ku sendiri. Oleh karena itu, jangan lupakan aku." Ucap Ambar dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya Ambar sayang kami janji. Ucap Ros memeluk Ambar dan mereka berenam pun saling merangkul bersama.

*****

Kini hati Ambar pun akhirya tenang. Persahabatan mereka tetap satu dan tak akan pernah pudar walau di telan waktu. Karena hari sudah menjelang sore, Ambar dan teman-temannya pun saling berpamitan dan pulang untuk mengabarkan kepada orang tua mereka bahwa mereka lulus dengan hasil yang memuaskan.

Ambar pun pulang dengan berjalan kaki, karena ke betulan jarak rumah Ambar dengan sekolahnya tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu lima belas menit saja untuk bisa sampai kerumahnya.

Sesampai di depan rumah, Ambar berlari dan membuka pintu dengan penuh semangat.

"Krekkk..... Assalamualaikum Ibu...Ayah... Ambar pulang." Ucap Ambar

"Ibu....Ayah.... kalian di mana??" ucap Ambar kembali.

"Ia walaikumsalam... Ibu ada di air Nak." Ucap Ibunya.

Ambar berlari menuju ibunya memberi surprize dengan berakting sedih.

"Ibu..." Ucap Ambar.

Ibunya keluar dan menghampiri Ambar. "Iya Ambar sayang, bagaimana hasil kelulusan mu Nak.?" Ucap ibunya.

"Maafkan Ambar bu, maafkan dengan hasil yang Ambar dapatkan." Ucap Ambar.

"Maksud mu bagaimana Nak?? jangan bilang kamu tidak lulus." Ucap ibunya sedikit kaget.

"Emmm...emmm... maafkan Ambar bu, ibu lihat saja hasilnya." Ucap Ambar sambil memeluk ibunya.

Sedikit demi sedikit kertas kelulusan itu ibunya buka. Dan ternyata isi surat tersebut menyatakan bahwa Ambar LULUS. Ibunya pun senang bukan main.

"Ambar kamu ini bagaimana sih membuat ibu deg-degan saja." Ucap ibunya.

"Hehehe.. maafkan Ambar ya ibu ku tersayang. Ambar hanya ingin memberi surprize pada ibu dengan sedikit cara yang ekstream hehe. Tapi ibu senangkan??" ucap Ambar kepada ibunya.

"Iya tentu saja Nak, ibu sangat senang mendengarnya." Ucap ibunya.

"Ohh iya, Ayah dimana bu??"ucap Ambar.

"Ya ampunnn masa lupa sih Nak, ayah kan kerja mana mungkin jam segini ayah sudah pulang." Ucap ibunya.

"Ohh iya aku lupa bu, mungkin karena aku terlalu bersemangat bu." Ucap Ambar.

"Yasudah, sekarang kamu mandi, ganti bajunya dan makan. Ibu siapkan makan dulu ya." Ucap ibunya.

"Iya ibu ku tercinta." Ucap Ambar.


~Bersambung~

Komentar

  1. Saking bahagianya sampai lupa kalau ayahnya lg kerja. Hehhe

    BalasHapus
  2. iya mba kebahagiaan membutakan segalanya hihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...