Petualangan Tiga Sekawan Mengejar Jannah Part 4

Akhirnya setelah mereka berkeliling melihat-lihat lingkugan pesantren, sang kyai pun mengajak mereka untuk berkenalan dengan santri-santri lainnnya. 

"Assalamualakum." Ucap kyai memberi salam kepada keluarga besar pesanten Al- Aamiin.

"Walaikumsalam." Jawab mereka.

"Begini, kedantangan bapak kesini adalah ingin memperkenalkan saudara seiman kita yang ingin belajar disini." Ucap kyai.

"Siapa pak kyai??" Ucap salah seorang santrinya.

"Mereka adalah Fachri, Farhan, dan Fadil. Mari kalian masuk kemari Nak." Ucap kyai, mengajak mereka untuk memperkenalkan dirinya.

"Assalamualaikum. Maaf sebelumya, jika kedatangan kami bertiga kesini telah mengganggu kegiatan kalian semua. Perkenalkan nama saya Fachri, dan disebelah kiri saya namanya Farhan sedangkan yang berada di sebelah kanan saya itu namanya Fadil" Ucap Fachri memperkenalkan diri mewakili teman-temannya.

"Walaikumsalam abang-abang." Ucap santri di sana, menerimanya dengan hati yang senang.

"Baik, jika sudah kalian memperkenalkan diri kalian. Silahkan kalian bertiga bisa bergabung dengan mereka. Saya mau pamit dulu." Ucap kyai.

"Alhamdulillah, trimakasih banyak pak kyai. Pak kyai sudah mau menerima kami untuk mencari ilmu di sini." Jawab mereka sambil mencium tangan pak kyai.

"Iya Nak, sama-sama. Bapak tinggal dulu ya. Assalamualaikum." Ucap kyai berpamitan.

"Walaikumsalam." Jawab mereka.

Akhirnya, mereka pun membantu santri-satri lain untuk belajar mengaji. Dan sedikit mengajarkan dakwah kepada mereka.

Ramahnya perlakuan mereka kepada semua santri di sana membuat mereka bertiga tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa mengambil simpatik para santri. Baru beberapa jam saja mereka berkenalan, mereka terlihat sudah seperti bertahun-tahun mengenalnya.

Kemistri yang mereka ciptakan seolah-olah menambah kehangatan semua santri yang ada di dalam pesantren Al-Aamiin.

Sampai suatu ketika, air mata Fachri tiba-tiba jatuh dan tak bisa di bendung lagi. Hatinya terenyuh melihat kebahagiaan yang mereka dapatkan. Beberapa tahun sudah Fachri hidup menjadi seorang yatim piatu. Ayah dan ibunya sudah terlebih dulu menghadap sang Illahi. Kesepian kian kali melanda kehidupan Fachri.

Bukan hanya Fachri yang kini menjadi seorang yatim piatu. Tetapi kedua temannya pun demikian. Mereka hidup sebatang kara. Sudah banyak mesjid yang seringkali menjadi tempat hijrah mereka sembari mencari ilmu agama. Cita-cita mereka yang ingin menjadi seorang pendakwahlah yang menjadi patokan kuat untuk mereka bisa bangkit dari keterpurukan.


~Bersambung~

#Bayar hutang 05 Mei 2016
#One day one post


Komentar

  1. Cita2 dan Nasibnya sama. Semangat lanjutkan perjuangannya!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...