Petualangan Tiga Sekawan Mengejar Jannah Part 1


Waktu menunjukan pukul 04.00. Kokokan ayam jago pagi ini membuat Farhan, Fachri, dan Fadil terbangun, saatnya mereka move on dari karpet empuk yang tergelar di dalam mesjid dan bergegas untuk mengambil air wudhu.

Adzan subuh sudah selesai berkumandang mereka bertiga pun bersiap-siap untuk melaksanakan shalat berjamaah. Saat itu, Fachri di tunjuk para jamaah  untuk menjadi seorang imam. Fachri?? siapa dia??. Dia adalah pria bertumbuh tinggi dan berwajah asri, berjengot tipis juga murah senyum.

Saat menjadi imam, Fachri dengan gagahnya mengenakan baju koko casual  yang terlihat rapi juga berkharisma, serta menggenakan kopiah putih, berkacamata, dan berkalung sorban indah. untuk sedikit mempermak dirinya.

Usai menunaikan shalat subuh berjamaah, mereka bergegas kembali untuk melanjutkan perjalanan yang akan mereka tempuh untuk berhijrah dari satu masjid ke masjid yang lain. Dengan jarak tempuh perjalanan yang cukup panjang. Perjalanan tersebutlah yang menemani history kehidupan mereka.

Hingga suatu ketika, saat mereka tiba di salah satu kampung yang berada di sebuah pedalaman. Seorang pria kisaran usia 50 tahun lantas bertanya kepada Fachri.

"Nak, apa yang kalian lakukan di kampung ini." Ucap bapak itu dengan wajah yang nampak terlihat sinis kepada mereka.

"Assalamualaikum, maafkan kami sebelumnya pak sudah berani datang ke desa ini." Ucap Fachri sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman, begitu pun kedua temannya.

"Mohon maaf sebelumnya pak, saya tambahkan sedikit penjelasan, maksud kami datang ke desa ini adalah dengan dalih ingin lebih mempererat tali silahturahmi dengan warga yang ada di desa ini pak." Celetuk Farhan memotong pembicaraan mereka.

"Benar pak, maksud kami baik. Kami hanya ingin bersilahturahmi dan mencari sedikit ilmu di setiap penjuru termasuk di desa ini. Ucap Fadil membantu teman-temannya menjelaskan.

Namun bapak tersebut tetap pada pendiriannya yang kurang mempercayai apa yang di Jelaskan mereka bertiga. Sebab beliau pikir mereka itu adalah seorang teroris. Sebab banyak para teroris yang masuk ke desa tersebut mengaku memiliki tujuan untuk sekedar bersilahturahmi, sama halnya dengan Farhan, Fachri, dan Fadil.



~Bersambung~






Komentar

  1. Mungkin setelah baca part selanjutnya baru akan paham..

    BalasHapus
  2. Mungkin setelah baca part selanjutnya baru akan paham..

    BalasHapus
  3. Si Bapak udah negatif aja pikirannya.

    BalasHapus
  4. Hhee... Sinetron menjelang puasa...

    BalasHapus
  5. Ditunggu lanjutannya. Msh gagal fokus saya ... hehee
    Lanjut!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...