Dibalik Sosok Misterius Babi Ngepet Part 3

Semakin hari ejekan dari semua warga semakin memojokan Badar. Emosi Badar sudah tak bisa di bendung lagi, kemarahannya sudah berada di ujung tanduk. Wajahnya mulai memerah sudah seperti cepot saja. Kedua tangannya sudah ia kepal dengan erat seperti sudah bersiap-siap untuk memukul sesuatu.

Tiba... Tiba...

"Dugkkkk..." Pukulan keras menghampiri meja lusuh di dalam rumahnya.

"Kenapa semua orang menghina ku. Kenapa tak ada seorang pun yang mau menghampiri dan memandang kehadiran ku sedikit saja. Kenapa??" Ucapnya berteriak dengan berlumuran air mata.

"Apa karena aku berasal dari keluarga miskin?? apa karena aku tak mempunyai orang tua?? haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa." Berteriak seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

Kini hatinya sudah hancur. Kesabarannya sudah habis. Bertahun-tahun sudah ia menyimpan kemarahan dan kesedihannya itu. Detik ini, akhirnya Badar menjadi seseorang yang rapuh. Ibarat karang di laut, sekuat-kutnya ia terhantam ombak sedikit demi sedikit pasi terkikis juga. Sama halnya dengan apa yang sedang Badar rasakan.
Kejadian kemarin membuat tekad badar menjadi orang kaya semakin tinggi. Badar kini kehilangan rasa kedermawannanya. Sekarang dia menjadi seseorang yang lebih emosional. Sedikit saja ada yang menyinggung hatinya, maka ia bisa langsung menghabisinya. Sikap Badar kini sudah berubah 180 derajat. 

Komentar

  1. Balasan
    1. hehe iya bun ceritanya keimannanya lagi di uji hehe

      Hapus
  2. Kasihan iya..takut juga iya..syukurlah saya hanya pembaca. *eh..hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahah kalo ada di dalam sana bagaimana mba?? ckckc

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...