Kakak Tingkat yang Menyebalkan

Kakak tingkat??. Mungkin di setiap penujuru dunia pendidikan sebutan kakak tingkat itu sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita bukan??. Bagaimana sih rasanya jadi kakak tingkat??. 
 
"Kakak tingkat tuh enak. Bisa bertindak sesuka hati. Bahkan membuli bisa kita lakukan dengan mudah. Sedikit saja terlihat songong sikat." Itulah jawaban sebagian orang yang mempunyai gelar sebagai kakak tingkat.
 
Lah buset, di sikat di kira kami ini toilet umum kali ahh di sikat hehe.
 
Sebagian Orang lagi mengatakan, "bahwa menjadi kakak tingkat itu ya rasanya campur-campur banyak rasanya. Disisi lain kita bisa lebih leluasa mengajak mereka untuk bisa bekerja sama dalam hal apapun, menambah tali persaudara, Menjadikannya mereka teman sharing dan lain sebagainya. Tapi disisi lain tanggung jawab sebagai kakak tingkat itu tak mudah sekidit saja berbuat sedikit masalah akibatnya fatal, kesalahan yang kita buat ada kemungkinan suatu saat adik kelasnya bisa meniru kesalahan tersbut."
 
Begitu pun dengan yang di lakukan salah satu mahasiswa di salah satu kampus yang Atika duduki tersebut. Mungkin mahasiswa yang satu  ini tergolong sebagai salah satu kakak tingkat yang memiliki pemikiran sama dengan nomor satu. Mengapa?? karena dia merasa bahwa kekuasaan dia lebih tinggi di bandingkan dengan adik kelasnya itu. Dia bisa seenaknya memarahi adik kelasnya itu jika pemikiran sang adik kelas tidak sama dengannya. 

Terbayang bukan tersiksanya jadi adik kelas hoho. Jadi jangan di tiru ya guys. Itu contoh panutan yang tidak baik. 

Suatu ketika, saat ada satu hal di kampus terjadi.

Dreet.. Drett..
 
Nada getar Handphone Atika berbunyi. Ternyata ada pemberitahuan masuk di gruop linenya. Kemudian dia buka. Ternyata isi pesan pada percakapan tersebut memberitahukan bahwa salah satu dosen mata kuliah yang bersangkutan pada hari itu katanya tidak bisa masuk.
 
Dret..Dret...
 
Handphone Atika pun berbunyi kembali, ternyata pesan dari aplikasi berbeda yang masuk. Ya, pesan masuk itu berasal dari aplilakasi bbm. Pesan yang kedua ini datang dari teman satu kelasnya, ia menanyakan "apakah benar dosen untuk matakuliah hari ini  tidak akan masuk?."
 
Atika pun lantas menjawabnya."Ohh tidak tau, tapi denger-denger sih di group sedang membahas itu, tapi tidak tau juga sih." isi bbm yang ia kirim kepada temannya itu.
 
Hasil screnshot pun Atika dapatkan. Namun, karena Atika kurang mempercayai dengan gambar tersebut, kemudian Atika tanpa berpikir panjang menanyakan kembali kebenaran berita tadi di gruop line khusus antara mahasiswa dan dosen. 

Dan salah satu dosen pun menjawabnya." Benar, katanya untuk matakuliah hari ini hanya absensi saja, dosen yang bersangkutan tidak bisa hadir." 
 
Hati Atika pun merasa lega, karena berita tersebut benar adanya dan bukan hoax semata.
 
Tapi... kala malam tiba. Dari kejauhan, tiba-tiba Atika di panggil kakak tingkatnya itu.
 
"Atika....Atika...Atika.." Ucapnya dengan nada yang sedikit di tekan.
 
"Iya?" dengan santainya Atika pun menolehnya.
 
"Tadi kamu menanyakan kembali informasi di gruop sebelah??" Dengan nada bicara di tekan.
 
"Iya, kenapa gitu?" jawabnya kebingunggan.
 
"Kenapa harus di tanyain lagi kan tadi sudah jelas di beritahukannya." Ucapnya, masih dengan nada bicara yang di tekan.

"Iya, kan takutnya hoax. Jadi di tanyain lagi biar pasti." Jawabnya.

"Itu liat aja ada nomor dosennya." Ucapnya.

"Ya, takutnya kan bukan. Yaudah atuh, orang itu udah masalah dari tadi sore ko." Jawab Atika dengan kesal.


Menurut temen-temen semua, apakah ada yang salah dengan tindakan yang Atika lakukan?? menanyakan sesuatu agar dapat meyakinkan diri sendiri seperti itu, apakah itu hal yang salah?? bukannya bertanya itu lebih baik?? bukannya informasi itu bisa di tanyakan kepada siapa saja??. Pertanyaan-pertanyaan itu lah yang muncul di benak atika hingga saat ini.
 
 




Note: Semoga kejadian Atika ini, ada hikmah yang dapat kita ambil.



 
 




Komentar

  1. masalah yang sudah nggak perlu di bahas lagi

    BalasHapus
  2. apakah pernah mengalami hal serupa dengan tokoh fiksi di atas?

    BalasHapus
  3. memang lebih baik di tabayyunkan kan? jd jelas.

    BalasHapus
  4. benar mba na... jadi bukan hal yang salah kan yang di lakuakan pemeran Atika dalam crita Fiksi ini hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...