KADO TERINDAH UNTUK ABINAYA PART 2


Oleh : Nisa Maisaroh 

Namun saat setelah ibunya memberikan pilihan padanya, dia dengan bijak menjawab “ Untuk saat ini, Abinaya tetap tinggal bersama ibu dan kakak disini. Jadi ibu tidak usah sedih sepeti itu.” Jawab Abinaya sembari menghaspus air mata ibunya. Hangatnya dekapan ibu membuat matanya berkaca-kaca, dan akhirnya membuat Abi terlelap di pangkuan sang ibu. Karena sang anak tercinta sudah terlelap, kini kesempatan berpihak pada ibunya. Sang ibu langsung menghubungi ayah Abinaya melalui pesan singkat.

“Assalamualaikum. Maaf jika sebelumnya pesan dari ku membuat tidur mu terganggu. Hari ini aku menghubungi mu bukan untuk membahas permasalahan yang lain. Aku hanya ingin memberi kesempatan padamu agar esok kamu bisa bertemu dengan Abinaya.” Ucap ibunya.

Lima menit kemudian setelah ia mengirim pesan tersebut, datanglah pesan masuk dari Ayahnya Abinaya..

“Walaikumsalam. Apakah yang di katakan olehmu itu benar?? Jika benar, aku bersyukur kepada sang Illahi bahwa doa-doa ku untuk bertemu anak-anak bisa terwujud.” Jawab Ayahnya dengan penuh pengharapan.

“Iya aku serius, aku tak ingin mengecewakan hati Abi untuk yang kedua kalinya. Untuk itu, aku tunggu kamu besok pagi di rumah, sekalian agar Abinaya bisa kamu antarkan ke sekolah.” Jawab ibunya.

“Alhamdulillah, Setelah bertahun-tahun aku menanti kesempatan ini, akhirnya apa yang di tunggu-tunggu bisa terlaksanakan. Baik, besok pagi-pagi sekali aku akan datang menemui dan menemani Abi kesekolah. Tunggu aku di sana.” Jawabnya dengan penuh kegembiraan.

“Kalo begitu aku tunggu di rumah besok pagi. Assalamualaikum.”

“Walaikumsalam.”

“Keesokan harinya saat Abi keluar dari kamar dan hendak berangkat ke sekolah, ia melihat sesosok pria yang bertubuh tinggi duduk dan membelakanginya.” Abi pun terkejut dan berlari menghampiri ibunya yang berada di dapur.”

“Ibu.... tolong Abi, di luar ada pria yang sedang duduk di ruang tamu sendiri. Siapa dia bu??” Ucapnya.

Sang ibu tersenyum dan  berkata,“ Abi kenapa bicara begitu Nak?? Abi tak usah takut dengannya, karena dia adalah Ayah abi.” Sambil tersenyum sang ibu menceritakan padanya.

“Hah?! Ayah bu?? Ibu tidak sedang bercanda kan bu??” jawab dia tak percaya.

“Iya benar Nak, dia adalah ayahmu. Dia datang hari ini khusus untuk menemui dan mengantarkanmu berangkat ke sekolah. Temui dia sekarang dan ciumlah tangannya Nak.” Ucap ibunya.

Abi pun berlari dengan penuh semangat. Wajahnya terlihat gembira bagai bunga yang baru mekar.

“Ayah.” Ucap Abi padanya.

Sang ayah pun menolehnya.“Abi... apakah itu kamu Nak, Anak ayah yang paling ayah banggakan??” Jawab sang ayah sambil meneteskan air mata.

“Iya ayah, ini Abi jagoannya ayah. Abi kangen sekali sama ayah.” Abi pun memeluk sang ayah dengan erat.

Sayang, saat kehangatan itu datang, waktu sudah menunjukan pukul 06.30 dan tandanya Abi harus segera berangkat ke sekolah. Dan sang ayah pun menemaninya berangkat sekolah.

Semenjak saat itulah, sang ayah kini lebih sering menghabiskan waktunya bersama kedua anaknya, sampai saat ini. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, tak terasa akhirnya Abinaya sudah lulus di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kini ia pun melanjutkan kembali   studinya di Sekolah Menengah Atas yang tak jauh dengan rumah sang ayah. Abi pun kini merasa bahwa sekarang kebahagian Abi sudah lengkap, Ia sudah bisa mendapatkan kasih sayang keluarganya dengan lengkap, meskipun ia harus bulak balik bertemu orang tuanya di tempat yang berbeda.
~Bersambung...~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...