Gadis Tunarungu Penderita Kanker 2



Oleh      :  Nisa Maisaroh ....

Setiap hari, celaan itu  kian terdengar telingaku. Tapi aku tau, di balik celaan itu tersimpan sebuah makna bahwa itu adalah sesuatu yang bisa motivasi diriku agar kelak bisa lebih sukses lagi. Kalo kata ibu sih, Ambil sisi positifnya buang sisi negatifnya agar kita selamat dan tak terhasut oleh pedasnya sebuah celaan. 

Aku selalu menanamkan kalimat yang ibu berikan di dalam pikiranku, kenapa?? karena hanya dengan kalimat itulah yang bisa membawaku menuju alam ketenangan. Dan aku bersyukur aku memiliki sahabat yang selalu menjagaku dikala aku berada jauh di pelukan ibu. Perkenalkan namanya Kasih.

Oh ya... seusai pulang dari sekolah, aku dan Kasih tak pernah absen untuk  sekedar mampir ke tempat favorit kami dengan mengendarai sepedah, dan tempat itu adalah sebuah danau yang tak jauh dari rumahku. Di tempat inilah kami selalu merasa tenang.

Dan pada suatu hari  ketika aku mampir kesana sendiri, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri dan duduk di sampingku. Dia tersenyum ramah padaku. Namun, aku takut dan berlari cepat sambil menuntun sepedah kesayangan. Karena panik, aku pun jatuh tersandung batu.

Dia mengejar dan membantu mengobati lukaku. Kini, rasa takut itu hilang, dia pun mengantarkanku pulang kerumah.

"Tok...tok...tok..."
"Sebentar."  Jawab ibunya sambil berlari menghampiri pintu.
"Selamat siang bu, perkenalkan saya Azka. Dan saya kesini hanya ingin mengantarkan anak ibu saja, tadi dia terjatuh di dekat danau.
" Astagfirullah, kamu tidak apa-apa Nak??" ucap ibunya sambil memeluk harapan.
"Iya bu, Harapan tidak apa-apa." Jawabnya.
"Ya sudah kalo begitu Azka mau pamit dulu ya bu, selamat siang."Ucapnya berpamitan.
"Iya Nak, terimakasih banyak yah, hati-hati di jalan." Jawab Ibunya.
Dan Azka pun tersenyum tanpa satu katapun.

Hari-hari sudah berlalu, aku dan Azka kini sudah semakin dekat. Berada di sampingnya membuatku merasa nyaman, Mengapa?? karena dia bukan seperti kebanyakan lelaki yang bisa memandangku dari fisiknya saja, dia berteman dengan siapapun tanpa memandang bulu. Dan itulah alasan mengapa aku betah berada di dekatnya.

Hemmm... Cuaca pagi ini terasa sejuk sekali. Aku pun mengajaknya untuk lomba berlari denganku sekalian untuk membuktikan bahwa aku bukanlah wanita yang lemah. Awalnya dia tak mau menuruti permintaanku, namun karena aku memaksanya dia pun menyetujuinya walaupun dengan hati yang bimbang.


Bersambung..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...