Gadis Tunarungu Penderita Kanker
Oleh Nisa Maisaroh....
Perkenalkan namaku Harapan. Aku adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang memiliki keterbatasan dalam hal mendengar. Sejak aku di lahirkan, Ibu tak pernah menyadari akan kekurangan itu.
Perkenalkan namaku Harapan. Aku adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang memiliki keterbatasan dalam hal mendengar. Sejak aku di lahirkan, Ibu tak pernah menyadari akan kekurangan itu.
Kenapa??
Karena kata ibu, sejak lahir aku terlahir dengan keadaan yang bisa di bilang
normal (memiliki tangan dan kaki yang lengkap, telinga dan jari-jari
tangan yang utuh, dan berat badannya pun normal, tanpa kurang satu apapun).
Namun,
setelah aku berumur kurang lebih lima tahun, sedikit demi sedikit Ibu mulai
menyimpan kecurigaan padaku. Sebab ibu merasa ada yang aneh dengan tingkah laku
dan keadaanku.
Ia
berpikir, aku tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Dimana jika kita
perhatikan, anak-anak seusianya terlihat lincah, dan bawel jika di ajak
berbicara.
Tapi
aku?? dari dulu, setiap kali di ajak berbicara oleh siapa pun, aku tak pernah bisa
merespon orang-orang sekitar. Hanya kedipan mata yang tajam dan sebuah rasa saja
yang selalu aku tunjukan.
Saat
usiaku menginjak Tujuh tahun, kecemasan ibu semakin memuncak. Tanpa
mempertimbangkan apa pun, Ibu langsung membawaku ke sebuah rumah sakit langganan
ayah dulu.
Kata
ibu saat aku berada di ruang pemeriksaan, dokter menanganiku Kurang lebih
sekitar satu jam. Dan ternyata memang benar kecurigaan Ibu selama ini. Menurut
dokter, Aku memiliki keterbatasan dalam pendengaran.
Sebagai
orang tua tunggal, mendengar kabar
seperti itu membuat ibu meneteskan air mata, dan berusaha meminta penanganan
yang terbaik pada sang dokter. Hingga dokter menyarankan untuk membeli sebuah
alat pendengaran agar aku bisa mendengar suara-suara di sekitar.
Ibu
pun membelikannya untukku dengan penuh perjuangan. Dan akhirnya, dengan bantuan
itu aku bisa mendengar suara ibu yang indah. Aku pun bisa berinterkasi dengan lingkungan
sekitar dengan baik walaupun mulutku terlihat gagu.
Namun
meskipun demikian, aku bersyukur di balik kekurangan itu, Allah memberiku kelebihan
di bandingkan anak yang lain. Walaupun aku cacat, aku masih bisa berprestasi.
Tapi memang tidak jarang juga, banyak teman-teman yang mengejekku.
Bersambung.....
Di tunggu kelanjutannya mbak cantik..
BalasHapusdengan bantuan itu aku bisa mendengar suara ibu yang indah.
BalasHapusSuka banget dengan kalimat itu๐๐๐