Sahabat Jadi Cinta, Cinta Menjadi Musuh Part 1

 

Matahari telah bersinar menandai pagi hari. Terlihat Ambar berlari menghampiri ayahnya sambil  menggendong tas berwarna biru. Waktu menunjukan pukul 06.00 wib, saatnya ambar bergegas menuju sekolahnya dan sang ayahlah yang mengantarkannya.

"Mi.. Ambar dan ayah pergi dulu ya." Ucap Ambar, pamit pada uminya.

"Iya Nak, hati-hati di jalan ya. Ayah dimana??" Tanya umi sambil menghampiri Ambar.

"Ayah sudah di dalam mobil mi. Tadi ayah bilang, ayah tunggu di mobil dan sampaikan pamit ayah pada umi, soalnya ayah lihat tadi umi lagi sibuk." Jawab Ambar sambil mencium tangan sang umi.

"Oh begitu, iya kalo begitu hati-hati ya Nak. Bilang sama ayah bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut." Ucap umi kepada Ambar.

"Iya umi tenang saja, nanti ambar sampaikan pesan umi kepada ayah. Kalo begitu Ambar pamit ya mi takut kesiangan soalnya. Assalamualaikum." Jawab Ambar tersenyum.

"Yasudah kalo begitu cepat masuk mobil biar gak kesiangan. Walaikumsalam." Jawab umi dengan hangat.

Karena jarak tempuh dari rumah menuju sekolah hanya butuh waktu setengah jam, Ambar dan ayahnya pun tiba di sekolah pukul 06.30. Ambar pun membuka pintu mobilnya dan berpamitan kepada sang ayah.

"Sampai.. ayo turun, cepat masuk kelas ya Nak, takutnya nanti kesiangan." Ucap ayah sambil menggelus-elus kepala Ambar.

"Yeeee sudah sampai. Ambar pamit ya yah, ambar mau masuk kelas dulu."Ucap Ambar dengan wajahnya yang gembira.

"Belajar yang bener. Jangan nakal." Jawab sang ayah sambil bergurau.

"Haduh ayah, dikira aku anak SD kali ahh nakal, aku kan sudah SMA ayah. Yasudah aku pamit ya yah, dah ayah, assalamualaikum." Sambil mencium tangan sang ayah.

"Iya, walaikumsalam." Jawab ayah tersenyum.

Tidak lama setelah berpamitan pada sang ayah, Ambar pun bergegas menuju kelasnya. Seperti biasa, siswa yang datang pertama di kelasnya itu pasti seorang pria tinggi, berkumis tipis, dan bertubuh ramping. Hemmm siapa lagi kalo bukan Rikwan.

Ya Rikwan, dia adalah sahabat dekat Ambar yang tingkah lakunya paling konyol deh di kelas. Ambar dn Rikwan sudah saling kenal sejak kami duduk di bangku kelas X, begitu pun dengan lima teman lainnya.

"Hai Rik, udah stay di sini aja ternyata kau sudah seperti kuncen saja. Kemana yang lain??" tanya Ambar dengan sedikit candaanya.

"Ahhh kamu bar bisa saja. Aku kan siswa paling disiplin. Jadi, ya wajar dong jam segini aku sudah stay di kelas haha. Kalo yang lain mana aku tahu, kan aku bukan pengasuhnya." Jawab Rikwan sambil becanda.

"Ahh buset  Rik kamu ini, paling jago deh kalo sudah ngeles." Jawab Ambar sambil bergegas menuju tempat duduknya.


#Edisi bayar hutang postingan tanggal Jum'at, 22 April 2016
#One day one post



Komentar

  1. Sudah pemanasan cerbung nih mbak? :D

    BalasHapus
  2. niatnya bukan itu sih mba, karena hutangnya numpuk ya udah sekalian di bikin cerbung deh, itung-itung sambil menyelam minum air hee

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...