Sepatu Lusuh Ali



Seperti kebanyakan sekolah pada umumnya, tepat jam 12.00 semua sekolah mengakhiri kegiatan belajar mengajarnya dan semua siswa pun berhamburan saling mendahului satu sama lain untuk keluar dari dalam kelas. Begitu pun Ali. Seorang siswa pelajar SD, di sebuah desa terpencil yang jauh dari pusat perkotaan.

Saat tiba di rumah...
 
"Tok...tok...tok... assalamualaikum, Ali pulang."Sahut nya, sambil duduk dan membuka sepatu.

"Walaikumsalam Nak." Jawab ibu dari kejauhan.

"Bu... ibu dimana?? ko hanya terdengar suara nya saja, aku tak melihat ibu." Jawab Ali sambil membuka pintu.

"Iya Nak, ibu di dapur sedang menyiapkan makan siang untuk mu." Jawab sang ibu dengan suara yang lantang.

Tanpa berlama-lama Ali pun masuk menuju dapur dan menghampiri sang ibu.

" Ibu... (sambil mencium tangan ibu nya). Ibu masak apa hari ini??" tanya ali sambil tersenyum manja pada ibu nya.

"Nak, maafkan ibu mu yah, hari ini kita hanya bisa makan seadanya. Hanya ada satu piring nasi saja dan di temani dengan ikan asin sisa kemarin." Jawab sang ibu sambil menangis.

Dengan ketulusan hati, Ali pun menjawab "Ibu.. kenapa ibu menangis dan meminta maaf kepada Ali?? sudahlah bu, hapus air mata ibu. Ali tidak kenapa-kenapa ko jika harus makan siang dengan menu yang sudah ibu siapkan itu."Jawab Ali dengan penuh keikhlasan.

"Tapi ibu tidak tega dan malu Nak padamu." Jawab sang ibu pada ali.

"Malu?? tidak tega?? kenapa harusa malu dan tidak tega seperti itu pada Ali bu??" Jawab Ali dengan polos dan penuh kebingungan.

"Iya ibu malu, ibu tidak seperti orang tua lainnya yang bisa memberikan asupan makanan yang terbaik untuk  anaknya. Ibu tidak tega melihat kamu makan setiap hari nya hanya dengan ikan asin saja. Ibu gagal menjadi ibu yang baik untuk mu nak." Jawab ibu nya sambil memeluk Ali dan menangis.

"Tidak bu, ibu bagi Ali adalah malaikat tak bersayap yang selalu menjaga Ali, membimbing Ali, mengajarkan Ali selalu bersyukur. Tapi mengapa, sekarang ibu seperti itu??" Jawab Ali.

"Iya Nak, maafkan ibu. Ibu salah, ibu tidak bersyukur."Jawab sang ibu

"Sudah bu, jangan menangis. Ali hapus air mata ibu ya, kemudian ibu makan berdua dengan Ali." Jawab Ali sambil tersenyum.

******
Kini siang pun telah berganti malam. Seperti biasanya, setelah selesai melaksanakan shalat magrib Ali dan ibu selalu membaca al-quran bersama sambil menunggu kumandangnya adzan isya. Mereka kini hanya tinggal berdua saja di dalam sebuah rumah yang kumuh dan hanya di terangi dengan sebuah obor saja untuk menerangi gelapnya malam. Karena sang ayah sudah pergi menghadap sang illahi dua tahun yang lalu, jadi mau tidak mau ibunyalah yang sekarang menjadi kepala keluarga untuk menghidupi Ali.

"Sebentar yah Nak, ibu mau pergi ambil air minum dulu. Kamu lanjutkan  saja dulu baca alqur'annya." Ucap ibunya.

"Iya bu, Ali tunggu ibu disini ya." Jawab Ali.

Dugghhhhh....

"Duhh apa itu?? seperti ada yang tertendang jauh ke arah pintu." Ucap ibu.

"Bu.. Ibu tidak kenapa-kenapa kan?? tanya Ali dari kejauhan.

"Iya Nak, ibu tidak apa-apa." Jawabnya sambil mencari kembali benda yang di tendang tadi.

Terdiam sejenak saat mengetahui bahwa yang ia tendang adalah sepatu lusuh nya Ali. Perasaan menjadi campur aduk. Dia menganggakat sepatu itu, dan menatapinya dengan penuh keprihatinan. Tak ada satu kata pun yang terucap. Dia hanya terus memandangi sepatu yang berada di atas tangannya.

Tiba-tiba air matanya tak terbendung lagi...

"Hiks..hiks.. hikss." Dia pun menangis.

"Maafkan ibu Nak, maafkan." Ucap dia kembali dan  menangis sejadi-jadinya.

"Ibu, ibu... ko lama sekali ambil minumnya?? Tanya Ali sambil beranjak bangun dari duduknya dan mencari sang ibu.

"Seperti ada suara yang menangis." Jawab Ali kebingungan.

"Ibu....!!!" Ali pun berlari.

"Kenapa bu?? ko ibu menangis kembali sambil memegang sepatu Ali??" Tanya Ali panik.

"Jawab bu.. jawab Ali." Ucapnya kembali.

Sang ibu pun memeluknya dan berkata "Li, maafkan kembali ibu ya. Ibu tidak bisa membelikan Ali sepatu baru." Ucap sang ibu.

"Ya ampun bu.. jangan minta maaf untuk itu bu. Ali tidak apa-apa bu menggunkan sepatu itu. Sepatu itu masih bagus ko menurut ali masih bisa di gunakan." Jawabnya mengobati hati ibunya.

"Ali bohong. Ibu tau, Ali sering merasakan kesakitan kan saat menggunakan sepatu ini. Lihat!! lihat ini Ali, sepatu Ali alasnya sudah bolong, kainnya sudah rusak, dan penutup kaki bagian atas sepatu Ali sudah robek juga." Jawab sang ibu sambil menangis.

"Maafkan Ali ibu, maafkan. Ali tidak tega jika harus meminta kepada ibu. Ali rela ko jika kaki Ali sering sakit, Ali rela ko jika berangkat ke sekolah menggunakan sepatu ini. Yang ali tak rela jika ibu menangis seperti itu bu." Jawab Ali sambil meneteskan air mata.

"Sekali lagi ibu minta maaf ya Li. Lain kali, jika ibu memiliki uang akan ibu belikan sepatu baru untuk Ali ya. Ali sabar ya Nak." Jawab ibu sambil memeluk Ali

"Iya bu tenang saja. Sekarang ibu berjanji dulu kepada Ali, kalo ibu tidak akan menangis lagi." Ucap Ali menenangkan ibunya,

"Ibu janji Li. Ibu berjanji kepada Ali ibu tidak akan menangis lagi." Jawab ibu sambil mengusap air matanya dan memeluk erat Ali. 


#Edisi bayar hutang post tanggal 08 April 2016
#onedayonepost



Komentar

  1. aku menitikkan air mata saat membacanya, haa kebayang

    BalasHapus
  2. yeahhh akhirnya, cerita fiksi nya berhasil ada yang terharu juga ^_^ trimakasih mba Lisa sudah setia mampir ke blog ku

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...