Bayi Malang Itu Bernama Risma Part 2

Hasil gambar untuk kelahiran






Selamat malam dan selamat berakhir pekan guys.. Sesuai dengan requestnya bunda wiwid dan  mba Riendra beberapa hari yang lalu, yang belum sempat saya post lagi mengenai kelanjutan kisah sang bayi malang. Baik tanpa bertele-tele, saya  akan lanjutkan kembali kelanjutan kisahnya " Bayi Malang Itu Bernama Risma Part 2"  .... cekidot.

 Seperti hari-hari biasanya. Jika kulihat semua orang sibuk dengan rutinitas mereka, namun berbeda dengan Risma, si gadis malang yang hanya bisa berdiam diri di dalam ruangan tertutup dan sedikit diterangi  cahaya matahari yang masuk kedalam  ventilasi rumahnya. 

Suara teriakan yang khas dari bibir mungilnya sering kali di anggap sebagai hiburan semata baginya. Namun, Omongaun para tetangga yang merasakan akan kebisingan teriakan Risma, sering kali terdengar di telinga sang nenek. Tapi mau bagaimana lagi, bawaan Risma sudah seperti itu. Karena seiring berjalannya waktu, akhirnya para tetangga pun mulai memakluminya.

Kala ku tatap matanya, sering kali ku merasakan akan adanya keanehan yang terjadi pada diri Risma. Dia seringkali berteriak-teriak sendiri, kadang dia tertawa ngakak sendiri, kala ada seseoang yang singgah ke dalam rumahnya. Entah itu karena bahagia ataupun apa, aku tak tau. Jika melihat itu, tak tau apa yang harus ku perbuat jika kerap ku melihat dirinya.Air mataku serasa meleleh melihat dia dengan keadaannya yang seperti itu.

Tapi, karena ketegasan sang nenek, yang berusaha membuat Risma mandiri itu kini berhasil. Sekarang dia sudah bisa beranjak dari tempat satu ketempat lainnya (seperti toilet ataupun dapur) walaupun dengan cara berjalan mengesot. 

Waktu terus berlalu, sang nenek pun kini mengembalikan Risma kepada kedua orang tuanya. Bukan karena dia ingin menelantarkannya, tetapi karena keadaan yang menyulitkan sang nenek. Mengapa demikian?? untuk menyambung kehidupan sehari-hari sang nenek berjualan nasi kuning di depan jalanan rumahnya. Sang suami yang sakit-sakitan membuat sang nenek keteteran. Sehingga apa boleh buat, Risma lah yang harus mengalah dalam keadaan ini.

Tapi, karena Risma sudah bisa mandiri setidaknya kasih sayang orang tuanya kini sudah mulai tumbuh. Perhatian Ayahnya tidak kalah dengan perhatian sang nenek. Akhirnya, keluarga yang semula tidak utuh kini semua kembali menjadi keluarga yang seutuhnya walaupun dengan kekurangan yang terjadi pada Risma.

Note : Dari cerita di atas, kita dapat mengambil hikmahnya, bahwa sesungguhnya seserang yang cacat itu bukan untuk di remehkan, tetapi seharusnya di jadikan sebagai cerminan diri pribadi agar kita senantiasa selalu bersyukur.

~ Edisi Bayar Hutang Nulis di tanggal 22 Maret 2016 _one day one post~

Komentar

  1. benar mbak
    cerminan bahwa kita harus bersyukur di beri kesempurnaan
    paling tidak di beri kondisi yang jauh lebih baik darinya

    tamat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bun wiwid meskipun terkadang saya suka minder :D dengan diri saya sendiri hehe harus tetap selalu bersyukur ^_^

      Hapus
  2. Happy ending ...yeah....like that's ending...
    Makasih mbk nissa udah bersedia melanjutkan cerita ttg Risma....
    Turut feel happily jadinya...

    Setuju dg pernyataan mbk, bahwa qta harus bersyukur apalagi yg memiliki kondisi fisik yg sempurna...ga boleh mengeluh lg tuk jalani hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba sama" syukron sudah bersidia singgah di sini mba.. ^_^

      . alhamdulillah endingnya memang happy,, ceritanya sudah seperti sinetron hehe

      . tentu mba,, biarlah orang memandang apa pada diri kita. karena kesempurnaan hanya milik allah swt

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...