Dekap Aku Walau Hanya Lima Detik Saja

     Termenung di kesunyian malam dengan ciuman dingin sang angin yang terasa sampai ke ujung kaki, itu yang selalu Mirna lakukan kala malam hari. Bagaimana tidak, rumah yang besar itu nampak seperti tak berpenghuni hanya ada Mirna dan sang assistant rumah tangga saja yang ada di rumah itu. Bukan Mirna tak memiliki ayah dan ibu, tetapi kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Terlahir menjadi seorang anak tunggal seringkali membuat Mirna merasa kesepian. 2 jam sudah Mirna duduk sendiri dan merenung di atas ayunan kesayangan di taman belakang rumahnya. Waktu semakin larut saja, Mirna pun beranjak pergi meninggalkan ayunan kesayangannya dan tidur. Karena besok pagi harus sudah berangkat ke sekolah lagi.
     Mirna adalah siswi dari SMA terfavorit di Bandung. Kepintaran dan Keanggunannya sering kali membuat para pria takjub dan klpek-klepek. Jadi tak heran jika Dia selalu dikerumuni para pria yang ingin belajar bareng dengannya (ahhh modus). Dikelas Mirna terkenal sebagai siswi yang aktif, dan jika guru memberikan pembahasan dia bisa langsung mengerti hanya dengan satu kali saja (maklum mungkin karena dia pintar) hehe. Jika disekolah Dia selalu terliat ceria seperti tak mempunyai beban hidup (sok tau). ohh iya,, kala itu Kita diberikan tugas kelompok oleh pak Dadan (guru fisika di sekolah Kami). Dan kebetulan ternyata Aku dan Mirna satu kelompok, jadi mirna mengajak ku untuk mengerjakan tugas fisika di rumahnya dan menyuruhku untuk menginap. Ini kali kedua Aku berkunjung kerumahnya, dan ternyata suasanaya masaih sama seperti dulu.
" Mir, rumah mu ko sepi sih, orang-orang pada kemana? tanyaku."
"Yah seperti biasalah orang tua ku kan selalu sibuk. Mana pernah dia diam 24jam di rumah. Jawabnya dengan kepala tertunduk."
"ohh begitu yah. Jawab ku dengan singkatnya."
     Kita pun duduk, dan mengeluarkan tugas fisika yang akan di kerjakan. khusyuk sudah Kita berdua mengerjakan tugas itu, tidak terasa waktu sudah magrib. Akupun beranjak pergi untuk mengambil wudhu lantas tu shalat. Begitu juga dengan Mirna. Setelah selesai, tiba-tiba mirna menarik tanganku, dan mengajak ku berlari menuju halaman belakang rumahnya. 
" Sebentar Mir, ko kamu tarik tangan ku kesini?? disini kan dingin. Tanyaku."
"Tidak apa-apa Del, Aku hanya ingin menikmati heningnya malam bersamamu agar Aku tak merasa kesepian. Dengan mata yang berkaca-kaca." Saat itu, Aku hanya tersenyum dan tak berani menjawabnya lagi. Karena ku pikir ada yang dia sembunyikan di balik matanya. 
     Hari ini, sekolah sedang mengadakan rapat pertemuan orang tua. Dan keduanya (ayah dan ibu) di wajibkan datang  ke sekolah untuk membicarakan perkembangan anak-anaknya. Akupun datang bersama ayah dan ibu ku. Sesampai di sekolah ayah dan ibu masuk ke dalam ruangan, namun sesuai peraturan siswa/i tidak diperbolehkan berada di dalam ruangan. Aku pun lantas meninggalkan ruangan itu dan mencari Mirna. Sudah ku telusuri tempat-tempat  yang biasa Mirna datangi ko tidak ada. Kebingungan sendiri. Sudah 10 menit mencari, akhirnya kulihat juga Mirna. Dia datang sendiri tanpa ditemani orang tuanya, kuhampiri, " Hei Mir.. ko baru datang ?? dia hanya tersenyum, seperti sedang memendam sesuatu. Baru sempat kutanya begitu, Mirna malah langsung menghindar dan pergi di hadapan ku. Aku binggung. Ku kejarlah Mirna. Dan kulihat ternyata dugaan ku benar Mirna menangis. Ku tarik dan ku rangkul tangganya. 
"Mir.. tunggu apa yang sedang terjadi padamu??. Dengan penuh kebingunngan. Dia hanya tertunduk dan menangis sejadi-jadinya, Aku pun malah semakin binggung."
"Mir tolong lihat Aku dan jawab pertanyaan ku sebentar. Pada akhirnya Mirna pun menceritakannya."
"Aku hanya iri padamu Del, kulihat dari kejauhan kau datang bersama ayah dan ibu mu dengan raut wajah yang penuh kasih sayang, sedangkan Aku?? untuk memeluk mereka saja aku tak bisa Del. Tiba-tiba suasana hening."
"Memangnya ibu dan ayah mu sesibuk itu ya Mir?? sampai tidak bisa hadir."
"Iya Del, mana bisa ayah dan ibu ku menyempatkan itu, mereka hanya sibuk dengan pekerjaanya." Hati berasa bersyukur karna, ayah dan ibu ku tidak seperti ayah dan ibu Mirna. Meskipun dia memiliki banyak materi, tapi mereka malah menelantarkan anaknya hanya dengan memberikan materi saja. Ungkap Adel.
"Ya sudah mir, jika kamu tidak bisa memeluk mereka, peluk saja ayah dan ibu ku. Mungkin itu bisa membuat hati mu sedikit terobati. Dia pun tersenyum."
"Trimakasih Del, Kamu adalah sahabat terbaik untukku. Ayah... ibu..., Aku tidak minta kalian memberikan ku banyak materi, yang ku  pinta dari kalian, tolong dekap Aku anak mu. Tidak mengapa hanya lima detik saja, Aku sudah merasa bahagia, dan bisa merasakan dekapan kalian seperti mereka diluar sana." Dan akhirnya mereka berdua pun menangis.


Tamat...

Komentar

  1. Kasihan Mirna, begitulah kalau orang tua tidak berniat mempunyai anak, hanya bisa "membuat" anak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba.. sekarang mah banyak yang kayak begitu... memang sih itu demi masa depan anaknya, tapi tak lantas juga menjadi beban buat perkembangan mental sang anak hehe

      Hapus
  2. Ada memang anak-anak yang kurang kasih sayanf orangtuanya dan akhirnya terjerumus ke sesuatu yang tidak baik. Semoga kita tetap menjadi anak yang selalu berbakti kepada orangtua dan kelak ketika jadi orangtua kita bisa mendidik anak-anak kita sebaik-baiknya aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin mas abrar semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.. barakallah

      Hapus
  3. Aamiin.. mengaminkan doanya mad abrar ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehh ada mba sasmitha syukron sudah singgah mba...

      iya mba harus di aamiin kan yang panjang nih hehe

      Hapus
  4. Hiks hiks.SMG bisa tetap membagi waktu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bun.. semoga semuanya tidak terbengkalai ya bun antara hak,dan kewajiban terutama untuk sang buah hati aamiin

      semangat bunda wiwid ^_^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...