Mengenang Bandung Lautan Api
Tahun ini tepatnya pada tanggal 24 Maret 2016 kemarin, tidak terasa dimana pada tanggal tersebut, warga Bandung memperingati 70 tahun hari bersejarah peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 24 Maret 1946 silam.
"Mengapa sih di sebut Bandung Lautan Api??."
Konon menurut sejarah yang ada, sekitaran 70 tahun lalu, peristwa Bandung Lautan Api terjadi karena pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 bulan Oktober 1945. Memang sejak semula hubungan mereka dengan pemerintahan RI sudah renggang. Pertempuran besar dan kecil terus berlangsung di Bandung. Malapetaka
lain juga terjadi di Bandung, yaitu dengan jebolnya bendungan Sungai
Cikapundung yang menimbulkan bencana banjir besar di kota Bandung.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari tanggal 25 November 1945. Pada
saat itu kota Bandung dibagi menjadi dua, yaitu pasukan Sekutu menduduki
daerah Bandung Utara dan Bandung Selatan menjadi daerah Republik
Indonesia.
Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka. Banyak teror yang di alami rakyat Bandung yang di lakukan NICA sehingga
mengakibatkan terjadinya pertempuran. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai
melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Karena hal itu,
menyebabkan semangat juang rakyat dan para pemuda yang tergabung dalam TKR dan
badan-badan perjuangan lainnya semakin berkobar. Sesuai dengan kebijakan politik diplomasi, pihak Republik
Indonesia mengosongkan daerah Bandung Utara. Namun, karena Sekutu menuntut pengosongan
sejauh sebelas kilometer dari Bandung Selatan, akibatnya meletus pertempuran
dan aksi bumi hangus di segenap penjuru kota. Kota Bandung terbakar hebat dari
batas timur Cicadas sampai dengan batas barat Andir. Satu juta jiwa penduduk
kota Bandung menyingkir ke luar kota.
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar
Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer.
Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua
listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran
sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan,
dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi
untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut.
Muhammad Toha berhasil
meledakkan gudang yang berisi 1.100 ton bubuk mesiu di gudang persenjataan milik jepang tersebut dengan dinamit.
Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di
dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal
di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00
itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat
itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari
penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga
Bandung pun menjadi lautan api.
Sedangkan sebelum kejadian kisah heroik ini, tepatnya pada tanggal 23 Maret 1946, adanya keputusan musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) membumi hanguskan Bandung. Seluruh masyarakat di evakuasi termasuk staf pemerintah kota Bandung.
Untuk itu kepada para pahlawan bangsa, kami ucapkan banyak terima kasih. Karena jasa-jasa engkaulah kota ini menjadi kota bersejarah tanpa harus kami takut akan teror yang terjadi beberapa puluh tahun silam. Jasa mu kan kami kenang selalu dengan sejuta kehangatan di iringi lagu Halo-halo Bandung.
Note: Mohon maaf, apa bila ada kesalahan dalam penulisannya. Baik itu dalam hal pemaparannya ataupun sebagainya. Tulisan ini tanpa ada unsur keterpaksaan ataupun kesengajaan. Jika ada masukan, krisan rekan-rekan semua saya tunggu trimakasih.
Keren ..
BalasHapusSaya suka bgt tulisan2 sejarah begini
alhamdulillah mas heru kalo sperti itu, semoga bermanfaat ya mas ^_^
BalasHapus