Bayi Malang Itu Bernama Risma

 Hasil gambar untuk kelahiran


Tepat sebelas tahun silam pasangan yang baru saja membiduk rumah tangga akhirnya melahirkan buah hati pertama mereka disebuah rumah sakit  di kota Bandung. Namun apa yang diharapkan kedua pasangan tersebut tak sesuai dengan kenyataan yang mereka harapkan. Kelahiran anak pertamanya itu, dinyatakan prematur. Bagaimana tidak, bayi mungil itu lahir di usia kandungan sang bunda tujuh bulan.

Tubuhnya yang kecil,  membuat bayi tersebut harus berlama-lama di dalam ingkubator dan tubuhnya dipenuhi dengan berbagai macam peralatan medis, tujuannya agar bayi tersebut dapat di selamatkan. Namun, karena faktor biaya yang semakin hari semakin membesar dan kebetulan keluarga mereka berasal dari kelurga yang dapat di katakan kurang mampu, membuat keluarga tersebut mau tidak mau harus membawa bayi mereka untuk keluar dari rumah sakit, dan membawanya pulang.

Bayi mungil itu bernama Risma, dan sekarang dia sudah berusia kurang lebih sebelas tahun. Dia menjadi anak pertama dari lima bersaudara. Karena Risma memiliki banyak adik, dan usia mereka yang masih kecil, membuat orang tuanya keteteran, terutama sang bunda. Kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya yang semakin hari semakin berkurang membuat Risma menjadi terabaikan. Walaupun dia sehat, namun tubuhnya tak mampu berbuat apa-apa, sehingga hanya bisa terdiam pada satu titik saja. Jangankan untuk berjalan, untuk buang air saja dia tak mampu (di tempat) sehingga sang bunda selalu memarahinya karena dia jorok.
  
Semakin hari orang tuanya pun semakin jengkel dan tak sanggup untuk merawatnya. Tapi, Risma si bayi malang itu masih bersyukur, bisa bertemu dengan sesosok malaikat tak bersayap yang dikirim Allah untuk nya. Ya, dia adalah sang nenek. Kini risma tinggal dan di urus oleh sang nenek. Sang neneklah sekarang yang menjadi bundaya, kasih sayang yang di berikan sang nenek melebihi kasih sayang orang tuanya. Walaupun neneknya juga terserang struk, lantas tak membuat sang nenek menelantarkan sang cucu tercinta. Dia bersusah payah mendidik sang cucu agar dia bisa bangkit dan berguna, terutama bagi dirinya sendiri. 

Risma memang tak pernah mengenyam bangku sekolah sedikitpun. Niatan sang nenek agar dia bisa bersekolah pun pupus. Tapi apa mau dikata, kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin banyak, dan keuangan yang pas-pasan membuat sang nenek tak bisa memasukan Risma untuk bersekolah. Memang banyak sekolah yang murah di daerah tempat sang nenek tinggal. Namun untuk seseorang seperti Risma, bersekolah di tempat tersebut bukan hal yang mudah. Karena Risma harus memiliki bimbingan yang khusus. Jari-jari tanggannya yang melengkung dan kaku membuat dia kesulitan untuk memegang sesuatu (mungkin karena kurangnya pelatihan yang di berikan sang keluarga dulunya). Hanya sekolah SLB lah yang bisa membantu, namun biayanya dapat dikatakan tiggi.

Kini Risma, hanya bisa berdiam diri. Baginya, Gelapnya ruangan ini sudah biasa. Dunia luar banginya sangat asing. Jangankan dunia, Indahnya pelangi saja dia tak tau.

Komentar

  1. iya mba lisa ini kisah nyata hiks hiks

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Ceritanya sih masih panjang bun hehe.. tapi belum sempat dimasukan lagi. Next time lanjutan ceritanya insya allah saya post kembali ya bun ^_^

      Hapus
  3. Masih ada lanjutan ceritanya kah?..asyik kayaknya lanjutan e...

    BalasHapus
    Balasan
    1. lanjutannya belum sempat saya bikin dan saya post kembali mba Riendra, next time saya lanjut ceritanya mba ^_^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Ogah Jalanan

Karyawan Lama vs Karyawan Baru

Wanita Terhebat...